Friday, December 17, 2010

desember

tubuhnya mungil, rambutnya tergerai ikal dibawah bahu. warna matanya coklat, persis seperti mereka yang mengenakan lensa warna. tatapannya sayu dan tak bisa kau lukiskan. kulitnya kuning langsat, bersih. bayangkan saja kuningnya bunga matahari yang merekah---tak secerah itu, gradasikan dengan krem.
gaya pakaiannya kasual saja, kaos lengan panjang putih dipadukan jeans, sebuah jam tangan dan syal transparan cantik melilit dilehernya, sempurna.

aku sering sekali melihatnya terduduk pada sebuah bangku kafe outdoor tak jauh dari rumahnya, pembawaannya selalu terlihat tenang dengan secangkir latte. sesekali menyentuh poselnya, kosong. kemudian kembali ia mendengarkan live musik tepat di depannya. petikan petikan akustik memang selalu membawa suasana hangat dan terkesan romantis. tak ada sesuatu yang mesti di gesa-gesakan. aku pun tau bahwa ia juga tak pernah melepaskan sebuah lukisan gundah yang selalu saja menempel lekat lekat pada wajah itu. gayanya berbicara terlalu santai dan terkadang memang terdengar monoton, bagaimana aku menggambarkannya padamu cara ia berbicara? ah sulit. kata katanya selalu terlalu tinggi untuk perempuan seusianya. bisa ku maklumi karna aku mengerti bahwa keadaanlah yang membuat ia seperti ini, terlihat dewasa. tapi kalau kau tak biasa mendengarkannya, lebih terkesan bertele-tele untuk penggambaran satu kisah saja. memang begitu.

beberapa hal saja yang aku suka darinya, aku suka cara ia menguatkan sesuatu yang lemah. yang ia sendiri sebenarnya tak sanggup menerima, apalagi membawa kesana kemari karna saja sudah terlanjur melekat pada hidupnya. ia tau apa yang harus ia lakukan, apa yang harus ditinggalkan dan dibiarkan terbuang. aku suka caranya menghidupkan suasana dengan senyum ramahnya seperti ia tak pernah mengenal luka. aku suka cara ia memilih kata untuk memaparkan sesuatu atau saat ia bercerita, yang tak pernah dilakukan orang lain seusianya saat berbicara. aku sangat sangat suka bagaimana ia mampu membangun lagi seseorang yang rapuh, yang sebenarnya seseorang yang paling membutuhkan itu adalah dia

aku tau saat saat dimana ia sangat ingin sekali seteguk kasih sayang, pengertian,keharmonisan dan waktu dalam lingkaran keluarga, lebih dari secangkir latte dihadapannya. aku selalu berdoa agar tuhan cepat cepat mengembalikan dan memberikannya abadi semua rasa itu. terlalu bebas diluar sana dan ia sudah sangat jauh masuk juga tersesat pada jalan yang salah. karna aku tau, dia tak cukup dewasa untuk melalui semua sendiri. aku tau, jiwa dan hatinya lebih rapuh dari yang aku tau. meski berusaha tegar.

No comments:

Post a Comment